BAB 1: PENALARAN
Penalaran adalah pembahasan suatu masalah sampai
menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam
bentuk subyek, predikat atau term-term yang membentuk kalimat.
Inferensi dan implikasi
Inferensi berasal dari kata latin inffere yang berarti menarik kesimpulan.
Sedangkan implikasi berasal dari bahasa latin implicare yang berarti melibat
atau merangkum. Dalam logika, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan
dari apa yang ada dalam fakta. Sedangkan implikasi adalah rangkuman.
Wujud evidensi
Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi berbentuk data atau informasi.
Yang dimaksud data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari
sumber tertentu.
Cara
menguji data
Berikut beberapa cara yang digunakan untuk mengadakan pengujian yaitu:
-
Observasi
Diperlukan peninjauan atau
observasi untuk mengecek data atau informasi tersebut untuk lebih meyakinkan
diri sendiri dan para pembaca.
-
Kesaksian
Pengarang atau penulis dapat
melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain,
yang mengalami sendiri tentang persoalan itu.
-
Autoritas
Meminta pendapat dari suatu
autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang menyelidiki
fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua
fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai keahlian mereka dalam bidang
itu.
Cara Menguji fakta
Dasar pertama yang dapat dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan
digunakan sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat
dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat
konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi
lainnya.
Selanjutnya dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penelitian fakta adalah
masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus
koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan sikap yang
berlaku.
Cara menguji autoritas
Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok
berikut:
-
Tidak mengandung prasangka
Pendapat autoritas sama sekali
tidak boleh mengandung prasangka, artinya pendapat itu disusun berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli itu sendiri. Autoritas juga tidak
boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya.
-
Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua yang harus
diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu autoritas adalah menyangkut
pengalaman dan pendidikan autoritas. Semua itu diperlukan untuk memperkokoh
kedudukan pendapatnya, berdasarkan pengalaman-pengalaman dan
penelitian-penelitian yang dilakukannya.
-
Kemashuran dan prestise
Yang harus diperhatikan oleh
penulis untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat
yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik
kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Sering terjadi bahwa seseorang
yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam
segala bidang.
-
Koherasi dan kemajuan
Hal yang perlu diperhatikan
selanjutnya adalah apakah pendapat yang diberikan oleh autoritas itu sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat sikap
terakhir dalam bidang itu.
BAB 2: PARAGRAF DEDUKTIF
Silogisme kategorial
Silogisme kategorial adalah penarikan
simpulan dari deduktif tidak langsung dimana terdapat dua premis sekaligus.
Silogisme kategorial disusun dari premis dan
konklusi. Premis yang menunjukan predikat adalah premis mayor. Premis yang
menunjukan subyek adalah premis minor. Dan konklusi adalah simpulan dari premis
mayor dan minor.
Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang
terdiri dari konditional hipotesis. Konditional hipotesis adalah jika premis
minornya membenarkan antesender, simpulannya harus membenarkan konsekuen dan
premis minornya menolak antesender, simpulannya harus menolak konsekuen.
Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang
premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu jika
premis minornya membenarkan salah satu alternatif. Jadi, konklusi akan menolak
alternatif lain.
Entimen
Entimen adalah silogisme yang hanya terdiri
dari premis minor dan konklusi saja.
BAB 3: PARAGRAF INDUKSI
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk
mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Hipotesis & teori
Hipotesis merupakan suatu jenis proposisi
yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji
secara empiris. Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan
dalam hipotesis, merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan
pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk
menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan
hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah
yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif,
peneliti menguji suatu teori. Untuk menguji suatu teori tersebut, peneliti
menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran
secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Tujuan penalaran secara analogi adalah untuk
meramalkan kesamaan, menyingkapkan kekeliruan, dan menyusun klasifikasi.
Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Contohnya hujan turun dan
jalanan becek.
Terdapat 3 hubungan antarmasalah yaitu:
- Sebab-akibat
Sebab akibat ini
berpola A menyebabkan B.
- Akibat-sebab
Contohnya
seseorang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan
sebab.
- Akibat-akibat
Suatu penalaran
yang menyiratkan penyebabnya.
Contohnya Ibu
melihat tanah di halaman becek dan ibu langsung menyimpulkan bahwa jemuran di
belakang rumahnya pasti basah.
Induksi dalam metode eksposisi
Eksposisi adalah sebuah karangan berisi
tulisan dengan tujuan menjelaskan atau memberikan pengertian yang singkat,
akurat dan padat.
Sumber:
-
Cermat Berbahasa Indonesia, E. Zaenal Arifin & S. Amran Tasai
-
Suka Berbahasa Indonesia, Ramlan A. Gani
-
Bahasa Indonesia, Widjono Hs
-
Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Minto Rahayu
-
Argumentasi dan Narasi, Gorys Keraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar