Pernahkah anda mendengar tentang Oversleeping atau Hypersomnia?
Keduanya
adalah gejala kelebihan tidur atau bertambahnya waktu tidur sampai 25% dari
pola tidur yang biasa. Karena berlebihan, hipersomnia juga buruk untuk tubuh,
karenanya para pakar menganjurkan untuk tidak tidur lebih dari 9 jam dalam
semalam.
Hypersomnia
atau tidur panjang dan lama adalah istilah yang dipakai sebagai kebalikan dari
Insomnia, banyak orang yang sungguh sangat senang jika mengalami tidur panjang
dan lama, padahal Oversleeping atau
Hypersomnia berdampak buruk untuk kesehatan, diantaranya: diabetes, obesitas,
sakit jantung, sakit kepala, nyeri punggung bahkan kematian.
Tanda-tanda
orang yang terkena Hypersomnia adalah: orang tersebut akan tidur panjang tidak
hanya pada malam hari tapi juga pada siang hari, jadi walaupun sudah tidur pada
siang hari tetap merasa tak cukup dan masih belum puas.
Sindroma
Kleine Levine (sleeping beauty sickness) adalah penyekait hypersomnia dimana
orang dapat tertidur sampai dengan 18 jam, pasien hanya bangun untuk ke kamar
kecil atau untuk makan sesudah itu tidur lagi. Jika terbangun akan terlihat
bingung dan sangat malas untuk bergerak.
Oversleeping atau hypersomnia dapat disebabkan Sleep Apnea yaitu gangguan berhenti bernafas sesaat ketika tidur, sehingga butuh siklus tidur lebih lama. Penderita akan merasa lelah dan lemas meski sudah tidur lebih dari 10 jam. Atau bisa juga disebabkan oleh Narcolepsy yaitu penyakit yang membuat penderita gagal mengidentifikasi siklus tidur sehingga dapat tidur kapan saja dimana saja. Selain itu penyebab lainnya adalah stres, depresi dan kelelahan. Hypersomnia merupakan contoh gangguan kesehatan jiwa akibat stres dan depresi. Sedangkan akumulasi kelelahan akibat letih bekerja atau kurang tidur hari-hari sebelumnya membuat anda menjadi hypersomnia temporer.
Lalu
bagaimana mengatasinya? Ada beberapa cara mengatasi hypersomnia menurut Dokter
Merry, diantaranya:
1. Pilih
nada atau suara alarm yang tepat. Mulai dari pelan hingga kencang sehingga tidak
bangun dengan kaget dan tersentak. Yang terbaik adalah bangun perlahan hingga
sadar kembali ke realitas.
2. Hindari
snooze atau tidur ringan
setelah terbangun.
Jangan tergoda untuk menekan tombol snooze
pada alarm karena hanya akan menunda alarm dan mengacaukan jam biologis.
3. Pertahankan
jadwal tidur rutin.
Buat sebuah keteraturan, jangan tidur terlalu larut dan usahakan bangun lebih
pagi. Kalau ingin tidur selama 6-7 jam, idealnya kita harus sudah tidur pukul
10 dan terbangun pukul 5.
4. Selesaikan
semua permasalahan yang membuat anda stres dan depresi. Pilah-pilah mana yang
penting dan prioritas, mana yang sepele. Jangan campur adukkan urusan kantor,
keluarga dan pribadi.
5. Konsultasikan
masalah anda dengan dokter bila dianggap sudah kronis. Hal ini penting untuk
mengetahui masalah sebenarnya dan mendapat solusi terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar